Senin, 03 Desember 2012

Konsep Dasar Keperawatan Pada Klien End Stage Renal Desease (ESRD)

 konsep dasar keperawatan
Proses keperawatan merupakan suatu pendekatan dalam pemecahan masalah, sehingga perawat dapat merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan. Proses keperawatan mengandung elemen berfikir kritis yang memungkinkan perawat membuat penilaian dan melakukantindakan berdasarkan nalar. Proses keperawatan juga dapat diartikan sebagai suatu kerangka kerja dan struktur organisasi yang
kreatif untuk memberikan asuhan keperawatan. Namun, proses keperawatan juga cukup fleksibel untuk digunakan di semua lingkup keperawatan.
Proses keperawatan tersebut meliputi lima tahap, yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan (identifikasi hasil yang diharapkan), pelaksanaan/ implementasi dan evaluasi yang berkesinambungan dan berkaitan satu sama lain.

1.      Pengkajian
      Pada tahap pengkajian pasien gagal ginjal kronik akan ditemukan data-data sebagai berikut : Berat badan akan bertambah dalam waktu yang cepat, LLA (lingkar lengan atas) kurang dari nilai normal (23-25) cm. Pada system perkemihan biasanya terjadi perubahan pola berkemih, peningkatan frekuensi, poliuria (kegagalan dini), atau penurunan frekuensi/oliguria (fase akhir), disuria, ragu-ragu, dorongan, dan retensi (inflamasi/obstruksi, infeksi). Selain itu juga bisa terjadi perubahan warna urine contoh kuning pekat,merah, coklat, berawan.
      Pada sistem gastrointestinal klien akan mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan, anoreksia, nyeri ulu hati. Pada sistem respirasi akan terjadi nafas pendek,  takipnoe, dispnoe, peningkatan frekuensi, kusmaul, nafas amonia, batuk produktif dengan sputum kental merah muda ( edema paru ). Pada system kardiovaskuler klien akan mengalami hipertensi (termasuk hipertensi maligna, eklampsia, hipertensi akibat kehamilan), disritmia jantung, nadi lemah/halus, hipotensi ortostatik(hipovalemia), DVI, nadi kuat, hipervolemia), edema jaringan umum (termasuk area periorbital mata kaki sakrum), pucat, kecenderungan perdarahan.
      Sistem hematology akan ditemukan anemia akibat menurunnya produksi ertropoietin. Pada system saraf  akan ditemukan Sakit kepala penglihatan kabur,kram otot/kejang, sindrom �kaki Gelisah�. Pada system endokrin biasanya terjadi gangguan toleransi glukosa, gangguan metabolisme lemak, gangguan metabolisme vitamin D. Pada system reproduksi akan terjadi gangguan seksual seperti libido, fertilitas, dan ereksi yang menurun pada laki- laki dan pada perempuan timbul gangguan menstruasi, ovulasi sampai amenorrhea.
      Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran (azotemia, ketidak seimbangan elektrolit/ asam basa.sistem endokrin aklan terjadi gangguan seksual seperti libido, fertilisasi, dan ereksi pada laki-laki sedangkan pada perempuan timbul gangguan menstruasi, ovulasi. Gangguan elektrolit berupa hipokalsemia, hiperfosfatemia, hiperkalemia, gangguan metabolisme vitamin D.

2.     Diagnosa Keperawatan
Dari data-data yang ditemukan pada pasien gagal ginjal kronik menurut Doengoes akan muncul diagnosa keperawatan sebagai berikut :
a.     Resiko tinggi penurunan curah jantung
b.     Kelebihan volume cairan
c.     Resiko asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d.    Kelelahan
e.     Resiko infeksi
f.      Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

3.       Perencanaan (Intervensi)
a.       Resiko tinggi penurunan curah jantung
      Tujuan :
1) Mempertahankan curah jantung dibutuhkan oleh TD dan denyut jantung/irama dalam batas normal pasien.
2)  Nadi perifer kuat sama dengan waktu pengisian kapiler.
Intervensi :
1)                                                                      1)   Awasi TD dan frekuensi jantung
2)                                                                      2)   Observasi EKG atau telemetri untuk perubahan irama
3)                                                                      3)   Auskultasi bunyi jantung
4)  Kaji warna kulit, membrane mukosa, dan dasar kuku, perhatikan waktu pengisian kapiler
5) Perhatikan tejadinya pengisian nadi lambat, hipotensi, kemerahan, mual/muntah, dan penurunan tingkat kesadaran
6)                                                                      6)   Selidiki laporan kram otot, hiperfleksia
7)  Pertahankan tirah baring atau dorong istirahat adekuat dan berikan bantuan dengan perawatan dan aktivitas yang diinginkan.
8)    Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium.

b.      Kelebihan volume cairan
Tujuan :
1)     Menunjukkan haluaran urine yang tepat dengan berat jenis/ hasil laboratorium mendekati normal
2)      Berat badan stabil
3)      Tanda vital dalam batas normal
4)      Tak ada edema
Intervensi :
1)      Awasi denyut jantung, TD, dan CVP
2)      Catat pemasukan dan pengeluaran akurat
3)      Rencanakan penggantian cairan pada pasien dalam batas multiple
4)      Timbang berat badan setiap hari dengan alat dan pakaian yang sama
5)      Kaji kulit, warna, dan area tergantung daerah edema.
6)      Auskultasi paru dan bunyi jantung
7)      Kaji tingkat kesadaran, selidiki perubahan mental, adanya gelisah
8)      Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium
9)      Kolaborasi dalam pemberian obat

c.       Resiko asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan :
1)      Mempertahankan atau meningkatkan berat badan seperti yang diindikasikan oleh situasi individu
2)      Bebas dari edema
Intervensi :
1)      Kaji atau catat pemasukan diet
2)      Berikan makanan sedikit dan sering
3)      Berikan pasien atau orang terdekat daftar makanan/ cairan yang diizinkan dan doronf terlibat pada pemilihan menu.
4)      Tawarkan perawatan mulut sering/cuci dengan larutan (25%) cairan asam asetat
5)      Timbang berat badan setiap hari
6)      Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium
7)      Kolaborasi dengan tim gizi
8)      Kolaborasi dalam pemberian obat

d.      Kelelahan
Tujuan :
1)      Melaporkan perbaikan rasa berenergi
2)      Berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan
Intervensi :
1)      Evaluasi laporan kelelahan, kesulitan menyelasaikan tugas
2)      Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan
3)      Identifikasi factor stress/psikologis yang dapat memperberat
4)      Rencanakan periode istirahat adekuat
5)      Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari
6)      Tingkatkan tingkat partisipasi sesuai toleransi pasien
7)      Kolaborasi untuk pemeriksaan kadar elektrolit termasuk kalium, magnesium, dan kaium.

e.       Resiko infeksi
Tujuan :
Tak mengalami tanda atau gejala infeksi
Intervensi :
1)      Tingkatkan cuci tangan pada pasien
2)      Kaji integritas kulit
3)      Awasi tanda vital
4)      Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium

f.       Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
Tujuan :
Menyatakan pemahaman kondisi atau proses penyakit, prognosis dan pengobatan.
Intervensi :
1)      Kaji ulang proses penyakit, prognosis, dan factor pencetus bila diketahui
2)      Jelaskan tingkat fungsi ginjal setelah episode akut berlalu
3)      Diskusika dialysis ginjal atau transplantasi bila ini merupakan bagian yang mungkin akan dilakukan di masa mendatang

4.      Pelaksanaan (Implementasi)
Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan spesifik.  Tahap ini dilaksanakan setelah rencana tindakan disusun.  Selama pelaksanaan tindakan perawatan disesuaikan dengan rencana tindakan perawatan

5.      Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan rencana perawat dalam memenuhi kebutuhan klien, tahap ini merupakan proses yang diperlukan untuk mengetahui sejauh mana tujuan tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar